Home

 Articles

 Op-ed

 Authors

 FAQ

 Leaving Islam
 Library
 Gallery
 Comments
 Debates
  Links
 Forum

 

 

Panggilan Untuk Kaum Muslim di Seluruh Dunia
Dari
Faith Freedom International 

English 


Yth saudara-saudari dalam kemanusiaan. Yth kaum Muslim.

Insiden tragis 11 September telah mengejutkan dunia. Tidaklah terpikirkan bagaimana seseorang dapat begitu penuh kebencian melakukan tindakan yang mengerikan dan membunuh begitu banyak orang-orang tidak berdosa. Kita kaum Muslim juga sangat tergoncang seperti belahan dunia yang lain dan namun kita menemukan diri kita dilihat dengan rasa kecurigaan dan ketidakpercayaan oleh para tetangga dan warga yang lain. Kita ingin berteriak dan mengumumkan bahwa kita bukanlah teroris, mereka yang melakukan tindakan yang begitu keji adalah para pembunuh dan bukanlah bagian dari kita. Tetapi, dalam kenyataannya, karena asal usul Muslim kita tidak bisa menghapus cacad "Teroris Islam" dari identitas kita!

Kebanyakan Muslim percaya: "Islam tidak akan pernah mendukung membunuh orang-orang tidak berdosa. Allah dari Kitab Suci Quran tidak pernah menganjurkan pembunuhan-pembunuhan. Semua ini adalah pekerjaan dari beberapa orang yang sesat. Islam yang sebenarnya itu suci yang menentang kekerasan. Islam itu berarti perdamaian. Islam itu berarti toleransi."

Tetapi apakah benar demikian? Apakah Islam benar-benar mengajarkan perdamaian, toleransi dan tanpa kekerasan? Kaum Muslim yang melakukan kejahatan atas nama Allah berpikir lain. Mereka percaya apa yang mereka lakukan adalah Jihad (perang suci). Mereka berkata bahwa membunuh orang-orang tidak percaya adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Mereka membunuh bukanlah berarti mereka melanggar hukum Islam tetapi karena mereka berpikir inilah yang seorang Muslim sejati harus lakukan. Mereka yang meledakkan tubuh mereka sendiri untuk membunuh lebih banyak orang-orang tidak berdosa melakukannya sebab mereka berpikir mereka akan diberi pahala di Surga. Mereka berharap akan diberkahi oleh Allah, makan makanan surgawi, minum anggur murni dan menikmati hubungan suami-isteri surgawi. 

Apakah mereka sangat-sangat sesat? Di mana mereka mendapat gagasan menyimpang ini? Bagaimana mereka menjadi percaya bahwa membunuh orang-orang tidak berdosa itu menyenangkan Tuhan? Atau apakah kita sesat? Apakah Islam benar-benar mengajarkan kekerasan? Apakah Islam menyuruh para penganutnya untuk membunuh “orang-orang tidak percaya”? Kita menolak mereka-mereka yang melakukan tindakan kekerasan dan menyebut mereka ekstremis. Tetapi apakah mereka benar-benar ekstremis atau apakah mereka melakukan yang sebenarnya apa yang Kitab Suci Quran katakan kepada mereka lakukan?  Apakah yang sebenarnya Quran ajarkan? Apakah kita telah membaca Quran? Apakah kita mengetahui jenis ajaran-ajaran apa yang ada? Mari kita lihat beberapa ajaran dan mendalami apakah yang Allah katakan.

Apakah yang Qur’an ajarkan:

Quran menyuruh kita untuk: "jangan berteman dengan dengan orang Yahudi dan Kristen " (5:51), perangi mereka "sampai mereka membayar Jizya (pajak hukuman bagi para non-Muslim yang tinggal di bawah hukum Islam) dengan penyerahan sukarela, dan membuat mereka merasa takluk" ( 9:29), "membunuh orang-orang tidak percaya di manapun kita temukan mereka " (2:191), "bunuh mereka dan perlakukan mereka secara kasar" (9:123), "perangi dan bantai para Penyembah Berhala, rampas mereka, kepung mereka, dan bohongi mereka dengan segala tipu daya " ( 9:5). 

Quran berkata bahwa semua yang tidak percaya kepada Islam akan masuk neraka (5:10), mereka najis (kotor, tidak boleh disentuh, tidak murni) (9:28), dan memerintahkan kita untuk memerangi orang-orang tidak percaya sampai tidak ada agama lain kecuali Islam yang tersisa (2:193). Quran melarang seorang Muslim untuk berteman dengan seorang tidak percaya bahkan jika orang tidak percaya itu adalah ayah atau saudara kandung dari Muslim tersebut (9:23), (3:28). 

Quran berkata bahwa "orang-orang tidak percaya akan masuk neraka dan akan minum air mendidih " (14:17). Quran menyuruh kaum Muslim untuk "membantai atau menyalib atau memotong tangan dan kaki orang-orang tidak percaya, bahwa mereka harus diasingkan dari tanah dengan rasa malu dan bahwa mereka akan mendapat hukuman berat di akherat " (5:34). Dan mengatakan kepada kita bahwa "bagi mereka (orang-orang tidak percaya) pakaian yang terbakar api akan dicabik dan kepala mereka akan disirami dengan air mendidih sehingga semua yang ada di dalam perut dan kulit akan meluluh dan mereka akan dihukum dengan gantungan batang-batang besi " (22:19-22) dan bahwa mereka hanya akan mendapat "aib dalam kehidupan ini, pada Hari Penghakiman Allah akan menghukum mereka untuk merasakan nyala api" (22:9). 

Quran berkata bahwa "mereka-mereka yang memohon pertolongan kepada  tuhan selain Allah tidak hanya harus mendapat hukuman di dunia ini tetapi Hukuman di Hari Penghakiman akan ditambahkan menjadi dua kali lipat kepada mereka, dan mereka akan tinggal di sana dalam keadaan memalukan" (25:68). Bagi mereka yang "tidak percaya kepada Allah dan Utusan-Nya, Ia telah mempersiapkan, bagi mereka yang menolak Allah, yaitu Api yang Berkobar-kobar!" (48:13). 

Bagi dia yang tidak percaya kepada Islam, Nabi SAW bersabda bahwa setelah dia meninggal akan diumumkan dengan sebuah "perintah yang keras": "Tangkap dia, dan ikat dia. Dan bakar dia di dalam Api yang Berkobar-kobar. Kemudian, bariskan dia dalam rangkaian,  yang panjangnya tujuh puluh kubit! Begitulah bagi dia yang tidak mau percaya kepada Yang Maha Tinggi Allah. Dan yang tidak mau menganjurkan pemberian makan kaum fakir miskin! Maka dia tidak punya teman pada Hari ini. Dia tidak punya juga makanan kecuali serpihan dari luka yang sedang dicuci, yang tidak seorangpun makan kecuali mereka-mereka yang berdosa."    (69:30-37)

Nabi Mulia menentukan perjuangan bagi kita dan mengatakan kepada kita bahwa "ini baik bagi kita bahkan walaupun kita tidak menyukainya" (2:216). Kemudian ia menyarankan kita untuk "memancung kepala orang-orang tidak percaya "; dan setelah membuat sebuah "pembantaian besar-besaran terhadap mereka, secara hati-hati mengikat tawanan yang tersisa" (47:4). Tuhan kita telah menjanjikan untuk "menjatuhkan rasa ketakutan (teror) ke dalam hati orang-orang tidak percaya " dan telah memerintahkan kita untuk  "memenggal kepala mereka dan memancung tiap-tiap ujung jari mereka " (8:12). dan "memberikan rasa ketakutan (teror) ke dalam (hati para musuh)" (8:60). 

Ia telah membuat kewajiban Jihad dan memperingatkan kita bahwa "Kalau kita tidak pergi menunaikan, (untuk Jihad) Ia akan menghukum kita dengan hukuman yang menyedihkan, dan menempatkan orang-orang lain di tempat kita " (9:39). Allah mengatakan kepada Nabi Mulia dan berfirman "O Nabi! Berjuanglah dengan keras menentang orang-orang tidak percaya dan orang-orang Munafik, dan keraslah menentang mereka. Tempat kediamaan mereka adalah Neraka,- sebuah tempat pengungsian yang jahat tentunya " (9:73). 

Ia menjanjikan kita bahwa dalam perang membela Dia apakah kita membantai atau terbantai kita kembali ke taman Jannah (9:111). Di dalam Jannah ia akan "mengawinkan kita dengan Bidadari-bidadari (perawan-perawan surga) yang cantik dan murni" (56:54), dan menyatukan kita dengan Bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli sementara kita berbaring di atas dipan yang ditata dalam barisan (56:20). Di sana kita dijanjikan untuk makan dan minum sepuasnya (56:19). Dan melakukan seks dengan "anak laki-laki seperti mutiara tersembunyi " (56:24) dan "anak-anak muda yang tidak pernah menjadi tua seperti mutiara-mutiara yang terpencar" (76:19). 

Seperti yang anda lihat, Allah telah menjanjikan segala macam penghargaan, seperti kerakusan dan seks tak terbatas kepada pria Muslim yang membunuh orang-orang tidak percaya atas namanya, bahkan tanpa melupakan mereka-mereka yang punya kecenderungan pedofilia (menyukai hubungan seks dengan anak kecil). Kita akan diterima di Jannah di mana kita akan menemukan "benda-benda yang berlimpah, yang cantik-cantik, yang murni-murni yang ditempatkan pada pavilyun di mana laki-laki ataupun jin-jin belum pernah menyentuh mereka" (56:67-71).

Di negara Barat kita menikmati kebebasan berkeyakinan tetapi kita tidak harus memberikan kebebasan seperti itu kepada orang lain sebab ada tertulis "Jika seseorang menginginkan agama selain Islam (penyerahan kepada Allah), dia tidak akan pernah diterima; dan di Akherat nanti ia akan ditempatkan pada kelompok mereka-mereka yang telah merugi, kehilangan (segala kebaikan rohani) (3:85).

Bagi kaum wanita, kitab Allah berkata bahwa mereka lebih rendah derajatnya daripada kaum pria dan suami mereka mempunyai hak untuk memukul mereka jika mereka tidak patuh (4:34). Kitab itu menyarankan kaum pria untuk mengambil sebuah ranting hijau dan memukul isteri mereka, sebab ranting hijau lebih lentur dan lebih menyakitkan. (38:44). Kitab itu mengajarkan bahwa wanita akan masuk neraka jika mereka tidak patuh pada suami mereka (66:10). Kitab itu memuat bahwa pria memiliki keunggulan di atas wanita (2:228). Kitab itu tidak hanya meniadakan persamaan hak kaum wanita, tetapi juga menyatakan bahwa kesaksian mereka tidak bisa diterima di pengadilan hukum (2:282). Ini berarti bahwa seorang wanita yang diperkosa tidak bisa menuntut pemerkosanya jika ia tidak bisa menghadirkan seorang saksi pria. Nabi Mulia kita mengizinkan kita untuk menikah sampai punya empat isteri dan ia memperbolehkan kita untuk meniduri budak-budak wanita kita dan wanita-wanita tawanan perang sebanyak yang kita punya (4:3) bahkan walaupun wanita-wanita itu (budak dan tawanan perang) sudah menikah. Nabi SAW sendiri melakukan persis seperti demikian. 

[Sebuah peringatan bagi mereka-mereka yang mungkin menemukan ayat-ayat Quran diterjemahkan berbeda dengan ayat-ayat yang ditampilkan di dalam artikel ini: Hampir kebanyakan para penerjemah Quran telah dengan sengaja mencoba memperhalus ayat-ayat keras dari Quran. Terutama Yusufali yang mencoba dengan caranya membelokkan makna dari kata-kata dan menyembunyikan kekerasan dari Quran.  Sebagai contoh ia menerjemahkan ayat (38:44) yang berkata "ambillah sebuah ranting hijau dan pukullah isterimu" menjadi "ambillah sebuah rumput hijau dan hentakkan dengan itu". Atau ketika ia menerjemahkan ayat (4:34) yang berkata "pukullah isterimu" ia tidak bisa berbuat banyak tetapi menambahkan kata (secara lembut) dalam tanda kurung.]  

Yang terhormat teman-teman Muslim: Inikah Islam yang anda percaya? Inikah Allah anda yang Maha Pengasih, Maha Pengampun yang anda sembah setiap hari? Mungkinkah Tuhan menghasut kita untuk membunuh orang-orang lain? Tolong dimengerti bahwa tidak ada yang namanya gen teroris melainkan mungkin ada yang namanya  sikap mental teroris. Sikap mental teroris ini menemukan tanah yang subur di dalam ajaran Islam. Menyangkalnya dan menyajikan Islam sebagai agama damai sama seperti Buddhisme kepada publik awam adalah penindasan terhadap kebenaran. Sejarah Islam antara abad ke 7 sampai abad 14 dipenuhi dengan kekerasan, pembunuhan antar saudara kandung dan perang agresi, dimulai tepat sejak kematian Sang Nabi dan selama berkuasanya kalifah yang disebut ‘murni’ atau ortodoks. Dan Muhammad sendiri menaikkan standar pembunuhan, penjarahan, pembunuhan massal dan pertumpahan darah. Bagaimana kita bisa menyangkal seluruh sejarah tersebut? Tingkah laku Nabi Mulia kita seperti yang tercatat di dalam sumber-sumber Islam otentik sangat patut dipertanyakan dari sudut pandang moderen. Sang Nabi adalah seorang pria yang karismatik tetapi ia hanya memiliki sedikit sifat baik. Meneladani dia dalam segala aspek kehidupan (mengikuti Sunnah) pertama adalah tidak mungkin dan kedua adalah berbahaya di abad ke 21 ini. Mengapa kita begitu tidak berdaya di dalam penyangkalan atas persoalan sederhana ini ?

Ketika Sang Nabi berada di Mekah dan ia masih belum cukup kuat ia menyerukan toleransi. Ia berkata "Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku" (109:6). Kutipan terkenal ini sering disalahgunakan untuk membuktikan bahwa prinsip umum Quran adalah toleransi. Ia menasehatkan pengikutnya untuk berbicara hal-hal baik kepada musuh-musuh mereka (2:83), mendesak mereka untuk bersabar (20:103) dan berkata bahwa "tidak ada paksaan dalam agama " (2:256). Tetapi semua itu berubah secara drastik ketika ia telah mempunyai kuasa. Maka membunuh dan membantai orang-orang tidak percaya dibenarkan dalam ayat-ayat yang tidak terkira banyaknya dengan kekerasan dan tanpa belas kasihan. Ayat-ayat yang dikutip untuk membuktikan toleransi Islam mengabaikan banyak ayat-ayat yang tidak memuat toleransi atau pengampunan. Apakah normal jika sebuah kitab yang diilhamkan oleh Tuhan memiliki begitu banyak kontradiksi serius?

Sang Nabi sendiri memberi teladan dalam melakukan kekerasan dengan menyerbu perkampungan orang-orang Yahudi melanggar perjanjian-perjanjian yang telah ditandatanganinya dengan mereka dan membuang beberapa dari mereka setelah menyita benda-benda milik mereka membunuh secara massal yang lainnya dan mengambil isteri-isteri dan anak-anak mereka sebagai budak. Ia memeriksa kaum pemudanya dan membunuh secara massal mereka-mereka semua yang memiliki rambut kemaluan dan mereka-mereka yang lebih muda ia simpan sebagai budak. Ia membagikan wanita-wanita yang tertangkap dalam penyerangan-penyerangannya kepada para pasukannya dan menyimpan yang tercantik bagi dirinya sendiri (33:50). Ia membuat cumbu-cumbuan seks terhadap Safiyah seorang gadis Yahudi pada hari yang sama ia menduduki kotanya, Khaibar, dan membunuh ayahnya, suaminya dan banyak dari saudaranya. Rayhana adalah seorang gadis Yahudi lain dari Bani Quraiza yang ia peralat sebagai budak seks setelah membunuh semua saudara laki-lakinya. Dalam waktu sepuluh tahun terakhir hidupnya ia mengumpulkan sejumlah isteri-isteri, selir-selir dan budak-budak seks termasuk Aisha yang berusia 9 tahun.

Berikut ini bukanlah cerita-cerita melainkan catatan-catatan dari sejarah Islam otentik dan Hadis. Adalah dapat diperdebatkan bahwa tingkah-tingkah laku ini tidak dikenal atau tidak biasa bagi para penakluk dan para pemimpin dari dunia timur tengah akan tetapi ini bukanlah aktivitas-aktivitas yang pantas bagi seorang suci cinta damai dan tentu saja bagi seseorang yang mengklaim sebagai Rahmat Tuhan bagi semua ciptaan. [Rahmat bagi alam semesta]

Terdapat pembunuhan-pembunuhan berencana yang diketahui terhadap musuh-musuh pribadi selama masa kehidupan Sang Nabi, yang terjadi atas perintahnya. Di antaranya adalah pembunuhan seorang kakek berusia 120 tahun, Abu 'Afak yang kejahatannya hanyalah mengubah sebuah syair yang menyindir Sang Nabi. (Kitab al Tabaqat al Kabir, Volume 2, oleh Bin Sa'd, halaman 32)  Kemudian ketika seorang penyair wanita, ibu dari 5 anak-anak kecil, 'Asma' Binti Marwan, menulis sebuah puisi yang mengutuk orang-orang Arab karena membiarkan Muhammad membunuh seorang kakek, Nabi Mulia kita memerintahkan agar wanita itu juga dibunuh pada tengah malam, di mana pembunuhan dilakukan ketika anak terkecilnya sedang mengisap susu dari buah dadanya. (Sirat Rasul Allah (Terjemahan A. Guilaume's "Kehidupan Muhammad") halaman 675, 676).

Yth para Muslim yang bersungguh-sungguh: Bertanyalah kepada dirimu sendiri - bukankah ini sebuah dogma pemaksaan untuk mengikuti seorang yang hidup 1400 tahun lalu, yang memimpin kita kepada kiamat di dunia yang sedang berubah ini? Kepada siapa kita berbohong? Lihatlah bagaimana Ummah kita telah tenggelam ke dalam kemiskinan dan bagaimana kita tertinggal di belakang bagian dunia lain? Bukankah karena kita mengikuti sebuah agama yang ketinggalan zaman dan tidak praktis?  Pada saat kritis dari sejarah, ketika sebuah malapetaka besar telah menimpa kita dan satu lagi yang lebih hebat terbentang di depan, haruskah kita bangun dari 1400 tahun tidur kita dan melihat di mana hal-hal telah berjalan salah?

Kebencian telah mengisi udara dan dunia ini sedang membuat hari kiamatnya sendiri. Haruskah kita bertanya kepada diri sendiri apakah kita telah memberi kontribusi, tanpa disadari, kepada tragedi ini dan apakah kita dapat menghentikan bencana besar ini terjadi?  

Sayangnya jawaban atas pertanyaan pertama adalah ya. Ya, kita telah memberi kontribusi kepada bangkitnya fundamentalisme dengan hanya mengklaim Islam adalah agama damai, dengan cukup menjadi seorang Muslim dan mengucapkan kalimat shahadat kita (kesaksian bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan dan Muhammad adalah utusannya). Dengan shahadat kita, kita telah mengakui Muhammad sebagai utusan yang benar dari Tuhan dan kitabnya sebagai kata-kata Tuhan. Tetapi seperti yang anda lihat, kata-kata itu bukanlah dari Tuhan. Kata-kata itu memanggil untuk pembunuhan, kata-kata itu adalah resep untuk kebencian dan kata-kata itu menimbulkan intoleransi. Dan ketika orang-orang dungu di antara kita membaca ayat-ayat bermuatan kebencian, mereka bertindak sesuai ayat-ayat itu dan hasilnya adalah 11 September yang keji, hasilnya adalah bom bunuh diri di Israel, [penyanderaan dan pembunuhan ratusan anak-anak di Rusia],  pembunuhan massal di Timor Timur dan Bangladesh, penculikan dan pembunuhan di Filipina, [pembunuhan di Thailand Selatan], perbudakan dan genoside (pembersihan etnis) di Sudan, pembunuhan demi kehormatan di Pakistan dan Yordania, penyiksaan di Iran, pelemparan batu dan pemancungan di Afghanistan dan Iran, kekerasan di Aljazair, [bom bunuh diri di Irak], [pembunuhan di Indonesia: bom bunuh diri di Bali, bom-bom di Jakarta, pemenggalan tiga siswi di Poso, bom di Palu], [bom di India], terorisme di Palestina dan kesengsaraan dan kematian di negara-negara Islam. Kita bertanggungjawab karena kita menyokong Islam dan meninggikannya sebagai agama Tuhan. Dan kita sama bersalahnya dengan mereka-mereka yang mempraktekkan apa yang Quran ajarkan dan ironisnya kita adalah para korban utama juga. 

Jika kita bukan teroris, jika kita cinta damai, jika kita menangis bersama sebagian dunia untuk apa yang terjadi di kota New York, maka mengapa kita mendukung Quran yang mengajarkan pembunuhan, yang menganjurkan perang suci, yang menyerukan untuk pembunuhan kaum non-Muslims? Bukanlah para ekstremis yang salah mengerti tentang Islam. Mereka secara harfiah melakukan apa yang Quran minta mereka lakukan. Kitalah yang salah mengerti tentang Islam. Kita adalah golongan yang bingung. Kita adalah golongan yang dengan salah menganggap bahwa Islam adalah agama damai. Islam bukanlah agama damai. Dalam bentuk yang disebut murni Islam dapat diinterpretasikan sebagai sebuah doktrin kebencian. Teroris hanya sedang melakukannya dan kita kaum intelektual pembela Islam sedang membenarkannya. 

Kita bisa menghentikan kegilaan ini. Ya kita bisa menghindari bencana yang sedang terbayang di atas kepala kita. Ya kita bisa menolak doktrin-doktrin yang mempromosikan kebencian. Ya kita bisa memeluk bagian dari kemanusiaan dengan cinta. Ya, kita bisa menjadi bagian dari dunia yang bersatu, anggota-anggota dari satu keluarga umat manusia, bunga-bunga dari satu taman. Kita bisa membuang klaim kesempurnaan Kitab Suci kita dan warisan yang meragukan dari Nabi Besar kita. 

Yth. teman-teman, jangan buang-buang waktu. Marilah kita hentikan dusta ini. Marilah kita untuk tidak membodohi diri sendiri. Islam bukanlah agama damai, bukanlah agama toleransi, bukanlah agama persamaan hak atau bukanlah agama persatuan umat manusia. Marilah kita membaca Quran. Marilah kita hadapi kebenaran bahkan jika kebenaran itu menyakitkan. Selama kita menyimpan kebohongan ini hidup-hidup, selama kita menyembunyikan kepala kita di dalam tanah pasir Arab kita sedang memberi makan terorisme. Selama anda dan saya masih menyebut Quran sebagai kitab Tuhan yang tidak diubah-ubah, kita tidak bisa menyalahkan mereka-mereka yang mengikuti ajaran-ajaran yang terdapat di dalamnya. Selama kita membayar Khum dan Zakat kita, maka uang kita dipakai untuk mempromosikan ekspansionisme Islam dan itu berarti terorisme, Jihad dan perang. 

Islam membagi dunia menjadi dua bagian: Darul Harb (tanah perang) dan Darul Islam (tanah Islam). Darul Harb adalah tanah dari orang-orang kafir, kaum Muslim diwajibkan untuk menyusup ke dalam tanah-tanah itu, menarik masuk dan menghasilkan sampai jumlah mereka bertambah dan kemudian memulai perang dan perjuangan dan pembunuhan orang-orang dan memaksakan agama Islam terhadap mereka dan mengubah tanah itu menjadi Darul Islam.

Demi segala keadilan kami menolak pengkhianatan ini. Ini adalah sebuah penyalahgunaan kepercayaan. Bagaimana kita bisa mengadakan perang di dalam negara-negara yang memberi kita tempat untuk bernaung?  Bagaimana kita bisa membunuh mereka-mereka yang berteman dengan kita? Namun suka atau tidak suka kita telah menjadi pion-pion di dalam Imperialisme Islam ini. Jika ini kedengarannya memuakkan bagi anda, kami bertanya kepada anda bagaimana anda bisa mendukung sebuah doktrin yang begitu membohongi, begitu licik dan begitu kejam? Marilah kita lihat apa yang dikatakan oleh para sarjana Islam ternama dengan rasa hormat. 

Dr. M. Khan, penerjemah Sahih Bukhari danQuran ke dalam Bahasa Inggris menulis: "Allah mewahyukan di dalam Surat Bara'at (Taubat, IX) memerintahkan untuk mengesampingkan (segala) kewajiban (perjanjian, dsb), dan memerintahkan kaum Muslim untuk memerangi semua kaum Penyembah Berhala sama seperti melawan ahli-ahli Kitab (kaum Yahudi dan Kristen) jika mereka tidak memeluk Islam, sampai mereka membayar Jizia (suatu pajak yang dipungut terhadap kaum Yahudi dan Kristen) dengan penyerahan sukarela dan membuat mereka merasa  takluk (seperti diwahyukan dalam 9:29). Maka kaum Muslim tidak diizinkan meninggalkan "peperangan" melawan mereka (kaum Penyembah Berhala, Yahudi dan Kristen) dan untuk mengadakan rekonsiliasi dengan mereka dan menunda peperangan melawan mereka selama periode yang tidak terbatas ketika mereka KUAT dan memiliki kemampuan untuk berperang melawan mereka. Jadi pertama-tama "peperangan" dilarang, kemudian diizinkan, dan setelah itu diwajibkan "[Kata Pengantar terjemahan Inggris Sahih Bukhari, p.xxiv.]

Dr. Sobhy as-Saleh, seorang akademisi Islam masa kini, mengutip  Imam Suyuti  pengarang dari  Itqan Fi 'Ulum al- Qur'an yang menulis: ?Perintah untuk memerangi orang-orang kafir DITUNDA SAMPAI KAUM MUSLIM MENJADI KUAT, tetapi ketika mereka lemah mereka diperintahkan untuk bertahan dan bersabar. [ Sobhy as_Saleh, Mabaheth Fi 'Ulum al- Qur'an, Dar al-'Ilm Lel-Malayeen, Beirut, 1983, halaman 269.]

Dr. Sobhy, dalam sebuah catatan kaki, memberi komentar atas pendapat seorang sarjana bernama Zarkashi yang berkata: "Allah mahatinggi dan bijaksana mewahyukan kepada Muhammad yang dalam kondisi lemah apa yang sesuai dengan situasinya, oleh karena rahmatnya kepada Rasulullah dan para pengikutnya. Sebab jika Ia memberi mereka perintah untuk berperang ketika mereka lemah akan menjadi hal yang memalukan dan paling sulit, tetapi ketika yang mahatinggi membuat  Islam berjaya Ia memerintahkan Rasulullah dengan apa yang sesuai dengan situasi, yaitu meminta ahli-ahli Kitab menjadi Muslim atau membayar pajak yang dipungut, dan orang-orang kafir menjadi Muslim atau menghadapi kematian. Dua pilihan ini, berperang atau berdamai kembali disesuaikan dengan kekuatan atau kelemahan kaum Muslim." [ibid p. 270]

Sarjana-sarjana Islam yang lain (Ibn Hazm al-Andalusi,  Ga'far ar-Razi, Rabi' Ibn 'Ons, 'Abil-'Aliyah, Abd ar-Rahman Ibn Zayd Ibn 'Aslam, dll.)  menyetujui bahwa ayat "Bantailah para penyembah berhala di manapun kau jumpai mereka" (9:5) membatalkan beberapa ayat-ayat yang terdahulu yang menyerukan toleransi di dalam Quran dan diwahyukan ketika Islam lemah.

Masih bisakah anda berkata bahwa Islam adalah agama damai? 

 

Kesimpulan: 
Kami tahu sekali bahwa tidaklah mudah menolak iman kita yang berarti menolak sebagian dari kita. Kami adalah kelompok dari para pemikir bebas (freethinker) dan para pencinta kemanusiaan (humanist) yang berasal dari Islam. Menemukan kebenaran dan meninggalkan agama dari ayah dan kakek moyang kita adalah sebuah pengalaman yang menyakitkan. Tetapi setelah mempelajari untuk apa Islam berdiri, kami tidak ada pilihan lain selain meninggalkannya. Setelah menjadi akrab dengan Quran, pilihan menjadi jelas: apakah Islam atau kemanusiaan. Jika Islam harus dikembangkan, maka kemanusiaan harus mati. Kami memutuskan untuk memihak kemanusiaan. Kami masih Muslim secara budaya tetapi kami tidak lagi percaya kepada Islam sebagai agama benar dari Tuhan. Kami adalah pencinta kemanusiaan (humanist). Kami mencintai kemanusiaan. Kami berusaha keras bagi persatuan umat manusia. Kami bekerja bagi persamaan antara pria dan wanita. Kami berjuang bagi sekularisasi negara-negara Islam, bagi demokrasi dan kebebasan berpikir, kepercayaan, dan ekspresi. Kami telah membuat keputusan untuk tidak lagi hidup dalam penipuan diri sendiri (self-deception) tetapi memeluk kemanusiaan, memasuki millennium baru berdampingan dengan orang-orang atau kebudayaan dan kepercayaan lain dalam persahabatan dan dalam perdamaian. Kami menolak kekerasan yang dimuliakan dalam Quran sebagai perang suci (Jihad). Kami mengutuk pembunuhan atas nama Tuhan. Kami percaya kepada kesucian hidup manusia, bukan kepada kepercayaan-kepercayaan dan agama-agama yang tidak bisa diganggu-gugat. Dan kami mengundang anda untuk bergabung dengan kami dan bagian lain dari kemanusiaan dan menjadi bagian dari keluarga umat manusia dalam cinta, persahabatan dan perdamaian.


Faith Freedom International

Pesan ini dikirim oleh Faith Freedom International ke beberapa surat kabar untuk publikasi. Yayasan Faith Freedom adalah sebuah organisasi dari kaum Muslim pemikir bebas (freethinking) dan orang-orang Sekuler yang menjunjung tinggi konsep kemanusiaan sekuler.

 

 

 

 

 

 

 

Articles Op-ed Authors Debates Leaving Islam FAQ
Comments Library Gallery Video Clips Books Sina's Challenge
 

  ©  copyright You may translate and publish the articles in this site only if you provide a link to the original page.